Bincang Arsitektur bersama Albertus dari Studio ArsitektropiS.
Arsitektur merupakan jawaban bagi individu kreatif yang menyukai perhitungan dan keteraturan. Berto sendiri memilih terjun ke dunia arsitektur karena ketergantungannya kepada alat bantuan menggambar—penggaris, penghapus, apapun asalkan dapat membantunya untuk menghasilkan garis-garis yang teratur. Keteraturan ini tidak menyebabkan kekakuan pada idealisme Berto. Terbukti, dalam menciptakan desain-desain bangunan, ia mengaku tidak memiliki satu style khusus yang menjadi pilihannya dalam berkarya, karena, sudah sepatutnya seorang arsitek memiliki kemampuan untuk mendengar keinginan klien, sebelum akhirnya mewujudkan vision yang diinginkan klien menjadi sebuah desain riil. Memantenkan style dalam berkarya di dunia arsitek merupakan sebuah bentuk keegoisan.
Menurutnya, sebuah karya arsitektur yang baik adalah yang dapat memberikan kontribusi positif bagi penggunanya. Bangunan-bangunan yang diciptakan harus memiliki fungsi, dan dapat memenuhi tujuan dari fungsi tersebut. Prinsip Berto yang sangat menomorsatukan fungsi diatas nilai-nilai arsitektural lainnya, menyatukannya dengan Ren Katili—Founder dari Studio ArsitektropiS. Menjadi seorang arsitek di negara tropis, mendorong Berto dan Ren untuk menciptakan desain bangunan yang dapat merespon dengan baik terhadap iklim dan dinamikanya. Climate-responsive design, adalah istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan bangunan-bangunan yang dirancang oleh Studio ArsitektropiS. Pergerakan udara, kelembapan, air hujan, suhu udara, dan radiasi panas matahari merupakan elemen-elemen iklim yang kombinasinya akan selalu menjadi acuan utama dalam setiap perancangan bangunan. Ruang dan bangunan yang diciptakan tidak hanya memberikan fungsi dan kontribusi positif terhadap penggunanya, tetapi juga terhadap lingkungan.
Posisi Profesi, Nihilnya Kesadaran akan Pentingnya Arsitek
“Dokter menjadi profesi yang dianggap sangat penting karena pekerjaannya yang berurusan dengan nyawa—sebenarnya, profesi arsitek juga secara tidak langsung berurusan dengan nyawa.”
Minimnya kesadaran akan pentingnya profesi arsitek, menjadi salah satu concern yang dimiliki oleh Berto dan Studio ArsitektropiS. Menurutnya, banyak sekali aspek arsitektural yang beririsan dengan kesehatan penghuni dan lingkungan sekitarnya. Dimulai dari yang paling sederhana, seperti kesalahan konstruksi yang dapat menyebabkan kecelakaan fatal, hingga letak-letak ruangan yang lebih mendetail. Letak ruangan yang tidak dirancang dengan baik dapat mengakibatkan banyak kerugian. Seperti ruangan dengan sirkulasi udara yang kurang baik dapat menyebabkan terperangkapnya udara panas—sehingga ruangan tersebut menjadi sumpek dan memberi kesan kurang nyaman. Arah mata angin juga dapat menjadi pertimbangan dalam merancang sebuah bangunan, rumah yang menghadap ke arah Barat akan menerima lebih banyak sinar matahari dibandingkan dengan arah lain, sehingga pemilihan bahan kaca dapat menjadi kesalahan yang fatal. Perancangan ruangan dengan sirkulasi udara yang baik, dan pertimbangan banyaknya sinar matahari yang akan masuk, dapat mereduksi pengeluaran penghuni dalam memenuhi kebutuhan pendingin ruangan. Dalam jangka panjang, kebutuhan akan listrik secara keseluruhan dapat dikurangi secara drastis. Hal ini tentu akan memberikan kontribusi positif, baik terhadap penghuninya, serta terhadap lingkungannya. Dan lagi, bangunan yang akan ditinggali selama puluhan tahun, idealnya harus dapat menciptakan kebahagiaan bagi siapapun yang akan menempatinya nanti. Dan, disana lah bantuan seorang arsitek diperlukan.
“dengan keterlibatan arsitek dalam menciptakan ruang dan atau bentuk arsitektur di seluruh pelosok desa dan kota, gue rasa akan menciptakan negeri yang lebih baik sih.”
Sayangnya, masyarakat Indonesia masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya profesi arsitek; dan hal ini harus segera diperbaiki. Bangunan yang berfungsi dengan baik, memiliki nilai estetika, dan dibangun dengan presisi berdasarkan rancangan seorang arsitek, dapat menciptakan keteraturan di kota. Tidak hanya memperindah, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup manusianya. Menurut Berto, pemerintah seharusnya memiliki andil yang lebih besar dalam hal ini. Sudah sepantasnya bangunan yang memiliki ukuran lebih dari 200 didesain oleh seorang arsitek—dengan mempertimbangkan keamanan, ketepatan bangunan, dan berbagai aspek arsitektural lainnya.
Banyak dari masyarakat yang merasa enggan menggunakan jasa dari seorang arsitek karena rate yang dianggap mahal. Menurut Berto, menggunakan jasa arsitek merupakan sebuah investasi jangka panjang—untuk kesehatan dan kualitas hidup seseorang. Keberadaan seorang arsitek dalam perancangan bangunan tidak hanya sekedar untuk menciptakan keindahan, tetapi juga membantu klien untuk melihat keadaan dengan lebih realistis. Arsitek dapat menjadi jendela yang menunjukkan apa-apa saja yang dapat diubah dan ditanggalkan dari desain bangunan, yang secara riil dan jangka panjang dapat mereduksi pengeluaran penggunanya.
Trend Gaya Bangunan Minimalism dan Industrialism di Indonesia
“gue dapet sebuah candaan pas kuliah dulu, model minimalis diplesetin jadi "meuni males". Mungkin (tren bisa muncul) karena minimalis terkesan terlihat lebih mahal dibanding desain basic standard style. dan gue juga mengamini persepsi itu.”
Dalam rentang 15 tahun ke depan, diperkirakan mayoritas penduduk produktif Indonesia berasal dari generasi milenial. Generasi ini cenderung lebih menginginkan tempat tinggal yang minimalis dan fungsional. Selain terlihat lebih mahal dan bernilai estetika tinggi, rumah bergaya modern minimalist dan industrial tidak memerlukan lahan yang terlalu besar.
Namun, apakah membangun tempat tinggal dengan style ini memang merupakan jawaban yang paling tepat?
Ya, jika kamu seseorang yang memiliki gaya hidup minimalis pula. Rumah minimalis dan atau industrialis dapat terlihat mahal, karena memang perawatannya memerlukan dedikasi fisik maupun materi yang tinggi. Menurut Berto, menjaga rumah minimalis agar tetap terlihat bersih bukan perkara mudah, mengingat kita tinggal di negara yang memiliki musuh utama curah hujan, kelembapan, debu, dan pancaran panas sinar matahari. Pada akhirnya, tempat tinggal seseorang akan menjadi cerminan siapa yang menempatinya. Itu lah mengapa, bagi Berto dan Studio ArsitektropiS, fungsi yang sesuai dengan gaya penghuninya jauh lebih penting dibandingkan keindahan estetika belaka.
“karena, apapun yang berkaitan dengan desain, seharusnya bisa membuat lo merasa happy,” tutup Berto.