← Back to portfolio

Music Review: Album Zaman,Zaman. oleh The Trees and The Wild. Sebuah Ode tentang Perjalanan dan Transisi di Sela-Selanya.

Setelah berhiatus selama lebih dari setengah dekade, The Trees and The Wild kembali menyuguhkan kemegahan melalui “Zaman, Zaman”. Memilih single dengan materi yang benar-benar baru sebagai track pembuka album, merupakan sebuah langkah yang tepat. Pasalnya, sudah saatnya pendengar Trees mendapatkan amunisi baru yang menyegarkan, tidak melulu hanya berputar di Empati Tamako, Tuah Sebak, Nyiur, dan atau Saija.

Tidak seperti Tuah Sebak yang bergerak cepat, atau Empati Tamako yang mengalir terbalik dari hilir ke hulu, lagu ini dimulai dengan desingan pelan, seperti dahan pintu yang dibuka perlahan, mengantarkanmu menuju sebuah ruangan yang kosong, gelap, namun menyejukkan. Zaman, Zaman membawamu berjalan berkeliling perlahan. Semakin lama, kamu semakin menyadari isi dari ruangan kosong-yang ternyata tidak benar-benar kosong-adalah ada, kamu tidak sendirian disana. Kamu dan para penghuni ruangan kosong itu berkeliling bersama, membentuk suatu pola.

Lirik yang sengaja dibuat tidak begitu audible, seolah melambangkan suara-suara di kepala yang tidak pernah ada habisnya, dan kamu diminta untuk menerka-nerka. Akan memunculkan begitu banyak interpretasi, memang, namun disanalah letak kemagisannya.

Bising, bising, bising, lalu senyap, dengan cara yang sangat tiba-tiba. Hal ini bukan merupakan suatu kejutan, karena memang Trees dikenal dengan musiknya yang repetitif dan bagian outro berhenti secara tiba-tiba. Sejauh ini, repetisi-repetisi yang dibawakan Trees tidak membosankan. Namun, jika sebagian besar track lain di album ini mengusung corak yang sama, saya rasa bukan tidak mungkin album kedua nanti akan jadi membosankan dan “mudah tertebak”

Secara garis besar, Zaman, Zaman berhasil mengantarkan pesan yang sungguh brilian. Tidak membosankan, dan menyejukkan. Pilihan track pembuka album yang tepat untuk kembali menyiksa kita dengan rasa penasaran.


Foto oleh Alita Dantrie.